Tidak ada bahasan yang lebih menarik dalam permainan bolavoli melebihi
spike/smash. Dalam suatu pertandingan, penonton akan memberikan
apresiasi yang luar biasa jika kedua regu menampilkan pukulan-pukulan
dengan kecepatan tinggi dan sudut elevasi tajam. Kemudian bagi regu yang
bertanding, dalam suatu kondisi sebuah tim bisa bangkit dari
ketertinggalan hanya karena teman dalam regunya dapat menjatuhkan bola
dengan satu spike yang eksplosif. Atau sebaliknya, suasana sebuah tim
menjadi kacau ketika lawan berhasil sekali dua kali menjatuhkan spike
tajam ke daerahnya. Tidak dipungkiri, daya tarik dalam permainan
bolavoli adalah penampilan spike yang sempurna dari para pemain.
Baik-buruknya penilaian terhadap seorang pemain seringkali dipandang
dari seberapa bagus pemain tersebut dalam produktivitas spike, sehingga
tidak banyak ada seseorang yang memuji penampilan hebat dari seorang
libero, set-upper, maupun service receiver pemain lain. Demikian tinggi
pengaruh spike terhadap pandangan pemain bolavoli, hingga kadangkala
meningkatkan kualitas spike menjadi orientasi utama sehingga tidak
jarang teknik-teknik lain menjadi kurang mendapat perhatian.
Meskipun
pandangan tersebut tidak sepenuhnya keliru, tetapi pemahaman terhadap
pentingnya teknik lain perlu mendapat penekanan bagi pemain sejak awal
partisipasi. Perlu disadari bahwa untuk dapat melakukan spike dengan
baik, proses dimulai dari kualitas penerimaan servis dan umpan yang
matang. Dalam pertandingan antara dua tim yang seimbang, kesulitan dalam
melakukan spike yang spektakuler akan banyak ditemui kecuali kualitas
umpan dapat diandalkan. Kemudian umpan yang berkualitas juga tergantung
dari seberapa baik penerima servis menyuplai bola kepada pengumpan.
Lebih dari itu, kemenangan sebuah tim ketika permainan sangat ketat
terutama ditentukan oleh kualitas blok dan serangan balik yang
terorganisir.
Teknik spike merupakan teknik yang paling kompleks
dalam permainan bolavoli, melibatkan power otot dari hampir seluruh
bagian tubuh dan membutuhkan koordinasi dari berbagai anggota tubuh yang
lebih rumit dibandingkan teknik lain. Akan tetapi karena mempelajari
teknik spike juga lebih memberikan tantangan, jarang terdapat pemain
yang mengeluh ketika latihan spike dilaksanakan. Banyak aspek biomekanis
yang mempengaruhi smash, akan tetapi hanya beberapa bagian yang akan
dibahas karena beberapa prinsip-prinsip biomekanis belum diteliti secara
ilmiah. Mengingat gerak smash merupakan rangkaian gerak yang kompleks,
maka untuk mempermudah penguraian gerakan spike akan dibagi menjadi: (1)
awalan, (2) tolakan, (3) saat melayang, (4) saat memukul, (5) gerak
lanjutan, dan (6) saat mendarat.
1.Awalan
Awalan merupakan kunci
pokok gerakan-gerakan lain dalam spike. Awalan dilakukan untuk
memperoleh sudut pukulan yang ideal dan memperoleh kekuatan yang lebih
besar ketika meloncat. Untuk umpan bola tinggi, awalan biasa dilakukan
antara 2 – 4 meter dari net dan pemain mengambil langkah 2 atau 3
langkah untuk mengembangkan momentum horizontal. Berdasar langkah
terakhir yang digunakan oleh pemain terdapat dua macam teknik melangkah
dalam mengambil awalan, yaitu langkah terakhir panjang kanan diikuti
langkah penyesuaian kiri (right footed) dan langkah panjang terakhir
kiri diikuti langkah penyesuaian kanan (wrong footed) bagi pemain yang
tidak kidal.
Kedua macam teknik tersebut mempunyai keunggulan dan
kelemahan masing-masing. Right footed mempunyai keuntungan dalam
kerasnya pukulan silang, sedangkan wrong footed mempunyai keunggulan
dalam mempertinggi raihan. Ketika pemain menggunakan langkah panjang
kanan, secara tidak langsung kondisi badan langsung menghadap bola dan
memungkinkan untuk menggunakan momentum horizontalnya untuk memperbesar
tumbukan dengan bola. Sedangkan bagi pemain yang menggunakan langkah
panjang kiri, kondisi badan pada saat menolak secara tidak langsung akan
menghadap net, sehingga ketika hendak memukul bola, pemain harus
memutar badan ke arah bola umpan. Hal tersebut menjadikan hasil lompatan
lebih vertikal, akan tetapi tidak dapat menggunakan momen badan untuk
menambah kerasnya pukulan.
Pada umumnya, langkah terakhir (langkah
panjang) yang dipakai pemain adalah kaki kanan. Akan tetapi, tidak
sedikit pemain yang mengembangkan langkah panjang kiri. Jadi ketika
pemukul memutuskan untuk mengambil empat langkah dalam aproach phase,
langkah pertama menggunakan kaki kanan, diikuti kaki kiri agak panjang,
kemudian langkah panjang kanan dan diikuti gerakan penyesuaian dari kaki
kiri untuk melakukan tolakan. Momentum horizontal pada saat awalan akan
diubah menjadi momentum vertikal pada saat tolakan yang berperan dalam
menambah tinggi loncatan. Akselerasi sangat penting dalam tahap langkah,
sehingga dua langkah terakhir harus lebih panjang dan cepat dari
langkah sebelumnya. Sedangkah langkah pertama digunakan untuk
mempermudah langkah berikutnya dan mencari timing yang tepat. Tolakan
akan mencapai hasil yang maksimal jika kecepatan pada langkah awalan
antara 50-60% kecepatan sprinting maksimal (Saunder, 1980).
Untuk
menghasilkan pukulan yang keras, bila pemukul akan melakukan pukulan
dari posisi 4 untuk yang tidak kidal atau dari posisi 2 untuk yang
kidal, maka pengambilan awalan harus dilakukan dari luar garis tepi
(membentuk sudut 45°) dengan net agar pemukul dapat mengontrol bola dari
pengumpan dan dapat mengoptimalkan daerah sasaran. Dengan posisi ini,
pemukul dapat melakukan rotasi tubuhnya dengan menggunakan luas gerak
sendi yang cukup optimum. Sedangkan jika pemukul menghendaki banyaknya
arah pukulan, awalan lurus dari dalam garis tepi akan lebih memberikan
keuntungan.
2.Tolakan
Pada saat menolak, pemukul menggunakan gaya
kontraksi otot yang cukup tinggi untuk memperoleh gerak dari ekstensi
persendian pinggul, lutut, dan pergelangan kaki. Gerakan ekslposif
terutama dari otot-otot tungkai pada saat menolak merupakan kunci sukses
dalam mempertinggi hasil loncatan. Ayunan lengan yang kuat akan
menimbulkan gaya tambahan pada saat tolakan. Apakah ayunan lengan
ditekuk atau lurus, sangat tergantung pada situasi yang dihadapi oleh
pemain. Untuk umpan bola-bola tinggi ayunan lengan lurus, sedangkan
untuk bola-bola cepat ayunan lengan ditekuk. Besarnya sumbangan ayunan
lengan terhadap tingginya loncatan ± 15 %.
3.Saat melayang di udara
Ketika
berada di udara, pemukul melakukan gerak rotasi ke belakang sebagai
persiapan untuk melakukan pukulan. Gerak rotasi ini dimaksudkan untuk
mengurangi momen kelembaman tubuh yang dapat mengakibatkan meningkatnya
kecepatan anguler sebelum telapak tangan memukul bola. Rotasi yang
dilakukan adalah dengan cara melakukan hyper-ekstensi tubuh, pinggul dan
bahu melakukan gerak rotasi ke arah lateral. Gerak ini memungkinkan
pemukul memiliki jarak yang cukup untuk melakukan ayunan pukulan.
4.Saat memukul
Pada
saat kontak dengan bola, tubuh berotasi ke depan, lengan kiri dan bahu
di jatuhkan ke bawah ketika lengan kanan mulai bergerak ke arah bola.
Ketika bahu kanan diangkat untuk memaksimalkan tinggi raihan, tubuh
melakukan gerak flexie dengan tujuan untuk memperbesar momentum tubuh.
Gerak yang dilakukan secara berurutan dari tubuh, bahu, lengan dan
telapak tangan akan menghasilkan gaya yang cukup besar. Perkenaan bola
harus diusahakan di depan atas dahi dengan lengan relatif lurus untuk
memperoleh kecepatan maksimal dan sudut pukulan yang tepat.
5.Gerak Lanjutan.
Gerak
lanjutan (follow-through) dari lengan yang dipergunakan untuk memukul
bola harus di lakukan sedemikian rupa, agar tidak mengenai net atau
melanggar peraturan permainan. Gerak lanjutan sangat diperlukan untuk
menghindari kemungkinan terjadinya cidera akibat menghentikan gerak yang
mendadak setelah lengan bergerak dengan kecepatan tinggi sebelum
memukul bola.
6.Mendarat
Besarnya gaya yang diterima oleh telapak
kaki bagian depan ketika mendarat antara 1000 – 2000 Newton, dan pada
tumit antara 1000 – 6500 Newton, sedangkan batas elastisitas dari tulang
rawan kurang lebih 5000 Newton. Kondisi tersebut yang mengharuskan para
pelatih untuk lebih cermat meneliti permukaan lapangan yang akan
digunakan untuk berlatih atau bertanding, meningkatkan kondisi fisik
atlet, memilih sepatu yang akan dipergunakan, dan meningkatkan
penguasaan teknik yang baik. Sepatu yang dirancang dengan baik dapat
mengurangi besarnya benturan kurang lebih sebesar 30 % (Stacoff dalam
Adrian, et.al, 1989).
Untuk itu, sebagai usaha menghindari
kemungkinan terjadinya cedera akibat tumbukan yang terjadi antara
telapak kaki dengan tanah pada saat mendarat, maka pada waktu mendarat
diusahakan menggunakan tumpuan dua kaki, yang berfungsi untuk menambah
luas permukaan. Disamping itu penyerapan gaya dapat dilakukan dengan
cara menekuk setiap persendian yang terlibat yaitu persendian pinggul,
lutut, dan persendian kaki.
JENIS-JENIS SPIKE
Secara umum spike dibagi menjadi dua macam, yaitu menurut jenis umpan dan menurut keras lemahnya pukulan.
Menurut jenis umpan, spike dibedakan menjadi:
1.Open Spike
Open
spike atau sering juga disebut bola ketiga (3rd ball) adalah bola yang
diumpan dan dipukul di daerah tepi net. Pada saat hendak memukul bola
open, pemukul sedikit menunggu untuk memperkirakan timing yang tepat
untuk melakukan pendekatan dan mencari posisi yang tepat untuk melakukan
pukulan.
2.Semi Spike
Semi spike seringkali dinamakan bola kedua
(2nd ball), yaitu spike yang dilakukan terhadap bola umpan sedang di
seluruh bagian lapangan. Pada saat hendak memukul bola semi, pemukul
memulai awalan ketika bola dari penerima servis mengenai tangan
pengumpan sambil mengamati arah bola.
3.Quick Spike
Quick spike
disebut juga umpan bola pertama (1st ball), yaitu spike yang dilakukan
terhadap umpan bola pendek di seluruh bagian lapangan. Berbeda denan
jenis spike lain yang menunggu bola diumpankan oleh setter, pemukul bola
cepat melompat seiring bola di umpan atau meloncat dahulu ketika bola
samapi kepada tangan pengumpan, tergantung jenis bola cepat yang
diperagakan. Selain timing terhadap pengumpan, timing terhadap lintasan
bola dari penerima servis juga sangat menentukan keberhasilan teknik
ini.
4.Back Attack
Serangan dari belakang dapat berupa bola kedua
atau bola ketiga, sehingga pelaksanaan tekniknya juga sama dengan kedua
jenis spike tersebut. Pada permainan bolavoli modern, back attack
seringkali dilakukan dari posisi 6 maupun posisi 1.
Menurut keras lemahnya pukulan:
1.Hard driven spike
Hard
driven spike adalah spike keras atau disebut juga spike normal,
dilakukan dengan seluruh pergerakan dalam teknik spike. Keberhasilan
hard driven spike tergantung pada kejelian pemain dalam melihat celah
blokade lawan.
2.Off speed spike (placing)
Off speed spike atau
sering disebut roll shot, yaitu menempatkan bola dengan pelan pada
daerah lawan yang kosong. Keberhasilan spike jenis ini tergantung pada
kejelian pemain dalam memantau pergerakan pemain belakan lawan.
Pelaksanaan spike jenis ini seperti pelaksanaan jenis spike normal,
melompat dengan kekuatan penuh, mengayunkan lengan secepatnya ke arah
bola, tetapi ketika hampir menyentuh bola, gerakan lengan diperlambat
dan bola dilecut dengan pelan. Spike jenis ini mempunyai keuntungan
dalam melewati blokade lawan, akan tetapi apabila pemain barisan
belakang lawan rapat dan banyak mempunyai pengalaman, spike jenis ini
bukan merupakan senjata yang mematikan.
3.Tip (feint)
Tip
merupakan suatu jenis serangan lawan dengan menempatkan bola di belakang
bloker lawan, atau di daerah lain yang jauh dari jangkauan lawan.
Perbedaan dengan off speed spike terletak pada saat perkenaan dengan
bola. Pada pelaksanaan tip, lengan tidak diayunkan seperti dalam gerakan
spike, tetapi mendorong bola menggunakan satu tangan seperti dalam
passing atas. Meskipun terlihat kurang mematikan, akan tetapi jenis
serangan semacam ini seringkali mempunyai efektivitas tinggi.